Assalamualaikum Teman - Teman!
Welcome back to my meaningless blog.
Kali ini, saya akan mengutarakan pendapat saya tentang beberapa Peribahasa
yang cukup familiar ditelinga kita. Oke langsung ajalah yaa
1. Lebih Baik Terlambat Daripada Tidak Sama Sekali
Hhmmm... Peribahasa
ini sering dijadikan sebagai kalimat bantahan bagi orang - orang yang agak
males atau yang suka ngaret (just like me).
Seakan - akan kalimat ini tuh bagaikan spell
card yang akan dikeluarkan didetik - detik akhir menjelang kekalahan. Kalo
denger peribahasa ini tuh saya jadi selalu keinget sama salah satu temen
sekolah saya, Namanya Adam. Beliau ini tuh penganut ajaran "Lebih baik
tidak sama sekali daripada terlambat".
Jadi, dulu itu dia
suka telat masuk sekolah, dan karena sekolah kami dulu itu cukup ketat dalam
aturan keterlambatan siswa, jadi tiap pagi itu ada guru piket yang jaga di
depan gerbang sekolah. Anak - anak yang terlambat itu biasanya ditahan
digerbang sekolah selama kurang lebih satu jam pelajaran, setelah itu mereka
harus mencontreng nama mereka masing - masing di buku jurnal keterlambatan
siswa.
Bagi siswa yang
terlambat lebih dari tiga kali dalam sebulan, maka orang tuanya akan dipanggil
ke sekolah. Naahh... Si Adam ini sering banget telat, dan mungkin dia udah
melewati batas maksimal keterlambatan. Jadi, daripada dia masuk dan jadi
terlambat, ditambah lagi orang tuanya akan dipanggil kalo dia udah terlambat
lebih dari tiga kali dalam sebulan, akhirnya dia memilih untuk tidak masuk sekolah
dan pergi entah kemana. Walaupun udah sampe depan gerbang sekolah, dia akan
langsung pergi kalo dia liat gerbang udah dikunci. Jadinya yaa gitulah, Adam
yang menganut ajaran "Lebih baik cabut daripada telat". Kok saya jadi
nyeritain si Adam?! Ok next!
2. Hemat Pangkal Kaya
Sebenernya antara
Hemat dan Pelit itu bedanya tipis banget yaa. Sejauh ini belum ada ilmu pasti
yang dapat memecahkan teori perbedaan antara Hemat dan Pelit. Mungkin teorinya
masih dikembangkan oleh tim scientific
dari Jerman dan IPB, hehehe. Tapi memang kebanyakan orang yang menganut gaya
hidup hemat atau pelit itu rata - rata memang cukup kaya. Tapi ya memang make sense sih ya, “semakin sedikit yang
kita keluarkan, maka semakin banyak yang bisa kita simpan”.
Memang jaman
sekarang ini kita harus menekan biaya hidup sehemat mungkin. Karena sekarang
ini biaya kebutuhan sehari - hari semakin mahal. Dan daya beli masyarakat juga
agak menurun, padahal ekonomi juga harus tumbuh. Hhmm... Kenapa jadi bahas
ekonomi segala?! Next!
3. Ada Harga Ada Rupa
Ini salah satu peribahasa
yang saya percaya banget. Saya rasa dibelahan dunia manapun juga peribahasa ini
pasti berlaku. Barang yang bagus pasti harganya mahal, dan itu wajar. Tapi kalo
ada barang yang bagus tapi harganya murah, itu sih harusnya kita bisa curiga.
Mungkin itu barang Black Market atau
barang curian. Sebelumnya saya pernah debat sama temen saya tentang barang Black Market, dia bilang "Kalo ada
barang yang murah (black market),
kenapa harus beli yang mahal (resmi)". Lalu saya jawab dengan pede, karena
saya kan anak Pemasaran, hehehe.... Saya jawab gini "Kalo pemikiran lu
kayak gitu, lu salah! Berarti lu gak mikirin after sales nya dong! After
sales itu penting, apalagi untuk barang - barang yang harganya cukup
mahal". Make sense dong jawaban
saya, karena barang Black Market itu
gak ada after sales nya kan?! Karena
dia gak resmi. Trus yaa setelah itu temen saya udah gak bisa berkata - kata
lagi. Anak Pemasaran dilawan! Ok, next!
4. Siapa Yang Menanam, Maka
Dia Yang Akan Menuai Hasilnya
Peribahasa ini sih
saya setuju banget. Tapi kadang saya suka gak percaya sama peribahasa ini.
Karena kadang saya suka ngeliat orang berbuat jahat, tapi kok hidupnya masih
hepi - hepi aja, belom kena azab. Ya mungkin sih balasannya gak secara instan
ya, mungkin ada saatnya nanti mereka akan terima balasan dari perbuatan mereka.
Tapi orang
Indonesia itu kan suka yang instan - instan. Contohnya kayak, Mie Instan,
Dancow instan, Seblak instan, Samyang instan, Instan Nuraini, wkwkwk...
Pokoknya everything yang ada kata
"Instan" nya itu pasti digemari oleh rakyat Indonesia. Oke, balik
lagi ke topik bahasan kita semula ya. Terkadang ada juga orang yang hidupnya fine - fine aja, baik sama orang lain,
tapi hidupnya dijahatin sama orang terus. Bener - bener kayak di sinetron azab
Indosiar. But, i believe someday
pasti akan ada balasannya atas perbuatan baik atau buruk yang kita
lakukan. So, berbuat baiklah kepada
sesama. Next!
5. Banyak Anak Banyak Rejeki
Ini sih saya juga
setuju banget. Karena menurut kepercayaan saya, setiap anak itu sudah membawa
rejekinya masing - masing. Karena kalo di agama yang saya anut, sebelum Tuhan
menciptakan dunia dan seisinya, Tuhan telah menuliskan takdir setiap makhluk
ciptaannya. Takdir itu mencakup jodoh, rejeki, maut, qadha dan qadhar.
Oke, penjelasan
mudahnya gini, ibaratnya dalam satu keluarga (Ayah & Ibu) mempunya 2 orang
anak. Dan pada saat itu, gaji Ayah adalah 4 juta rupiah. Anggaplah misalnya 4
juta itu ngepas untuk biaya hidup keluarga itu. Trus tiba - tiba mereka
ketambahan seorang anak lagi di dalam keluarga mereka, disitu Tuhan dengan caranya
yang luar biasa pasti memberikan rejeki tambahan kepada keluarga itu. Entah
dengan cara gaji Ayahnya yang naik atau dengan cara Ibunya yang bekerja. Dan
akhirnya mereka bisa hidup seperti biasa tanpa kekurangan, walaupun ketambahan
1 anggota keluarga. Itu sih yang saya percaya. Karena selama ini kan gak ada
cerita misalnya, "Keluarga kaya jatuh miskin gara - gara nambah anak satu" hehehe....
Oke, sekian dulu
yaa thread kali ini. Mungkin nanti
akan ada part kedua dari thread ini.
Karena saya udah mulai capek ngetik nih, dan udah keabisan materi juga. Semua
ini adalah opini pribadi saya, dan saya tidak dibayar sepeserpun oleh pihak
manapun.
Terimakasih atas kunjungannya ke blog yang gak penting ini.
Wassalamualaikum!
0 komentar:
Posting Komentar